Senin, 09 Maret 2015

KEGAGALAN

Gagal is gagal, gagal yaa gagal. Kalo udah gagal mau gimana lagi? Gagal adalah kenyataan, mau menangis sekeras kerasnya ataupun tertawa terbahak bahak tetap saja yang namanya kegagalan tetaplah suatu kegagalan.  Terus kalau udah gagal mau apa? Yaa hadapi saja kegagalan itu dengan gagah berani. Gak usahlah banyak ngomong ini, ngomong itu bahwasanya kegagalan adalah sukses yang tertunda, pokoknya yang namanya gagal yaa tetap gagal. Untuk yang tidak gagal, janganlah sekali sekali sok tahu dan menasihati si pecundang yang gagal, jangan. Kok begitu? Yaa karena kamu yang tidak gagal tidak akan pernah paham akan apa yang dirasakan oleh si pecundang yang mengalami kegagalan.


Kegagalan adalah musibah, kutukan, hukuman dan segala macam makna konotasi yang serupa dengannya. Kalau seseorang mengalami kegagalan pastilah dia kecewa, sedih, marah, sakit hati, dendam, iri, ingin rasanya membunuh kegagalan itu sendiri. Lalu siapakah penyebab kegagalan? Diri sendiri atau orang lain? Bisa jadi diri sendiri bisa saja orang lain.  Gagal karena diri sendiri mengakibatkan mental menjadi terpuruk, kehilangan percaya diri. Gagal karena orang lain atau digagalkan oleh orang lain mengakibatkan sakit hati, kecewa, iri, dengki serta dendam.

Wajarkah itu semua? Yaa wajar saja, tidak ada yang aneh, sudah fitrahnya manusia jika mengalami kegagalan akan sakit hati, kecewa, iri, dengki, dendam samapai kehilangan percaya diri. Karena gagal jadi ingin menangis? Menangislah! Karena gagal jadi ingin berteriak sekeras-kerasnya? Berteriaklah! Gagal tidak usah ditutup-tutupi, merasa malu karena gagal? Wajar. Merasa hina karena gagal? Manusiawi. Merasa marah karena gagal? Lumrah. Merasa bodoh karena gagal? Masuk akal. Merasa sedih dan terpukul karena gagal? Memang!

Setelah mengalami kegagalan saya harus apa? Yaa hadapi saja hidup ini dengan predikat pecundang yang gagal. Kasar ih, tidak berperikemanusiaan! Salah, justru malah lebih manusiawi, hadapilah kegagalan itu sebagaimana mestinya, dan pahamilah bahwa kegagalan itu adalah kenyataan, gagal itu nyata. Jadi gagal adalah sebuah keniscayaan yang berbuah pahit. Belajarlah untuk bisa hidup dengannya dan terimalah kenyataan..

Setelah diri anda tenang, bisa menerima kegagalan anda dengan hati yang tulus ikhlas, barulah evaluasi kegagalan anda tadi. Kenapa bisa sampai gagal? Kesalahannya ada dimana? Apa saja kekurangan yang membuat anda bisa gagal? Jika hasil evaluasi dapat menemukannya, maka anda tinggal memperbaikinya.

Bagaimanakah dengan kegagalan yang disebabkan oleh orang lain? Kembali lagi, setelah diri anda tenang, bisa menerima kegagalan anda dengan hati yang tulus ikhlas, barulah evaluasi kegagalan anda tadi. Kenapa orang lain bisa sampai menggagalkan anda? Dendam dan marah itu wajar, bahkan anda diperbolehkan untuk mendoakan agar orang yang telah dengan sengaja membuat anda gagal agar ditimpa musibah. Bagaimana dengan memberi maaf? Untuk anda yang tidak gagal dan belum pernah rasakan pahitnya buah kegagalan, kembali lagi, janganlah sekali sekali sok tahu dan menasihati si pecundang yang gagal agar legowo dan memberi maaf dengan alasan ini itu. Jangan. Kok begitu? Yaa sekali lagi, karena kamu yang tidak gagal tidak akan pernah paham akan apa yang dirasakan oleh si pecundang yang mengalami kegagalan.

Boleh jadi jika posisinya tertukar dengan si pecundang maka anda akan lebih ekstrim lagi dalam menyikapi kegagalan yang disebabkan oleh orang lain yang memang dengan sengaja ingin menggagalkan anda. Tuhan saja tidak melarang jika anda merasa teraniaya untuk memanjatkan doa agar si jahat ditimpa musibah atau dibalas kejahatannya. Bahkan janji ALLAH SWT adalah salah satu doa yang akan langsung terkabul adalah doa yang teraniaya, bahkan tanpa melihat agama dari si pemanjat doa.

Jadi pada intinya kegagalan itu pahit buat orang yang mengalaminya, sementara untuk orang yang sengaja membuat orang lain gagal, maka bersiap siaplah untuk balasannya!

Dibalik setiap kegagalan, jika anda sudah dapat menerimanya, hidup berdampingan dengannya, Insya ALLAH anda akan mendapatkan hikmah dari kegagalan itu tadi, sesungguhnya dibalik setiap kesulitan itu pasti ada kemudahan. Bisa jadi ALLAH SWT memberi anda pengganti yang jauh lebih baik daripada yang anda inginkan sebelumnya namun menemui kegagalan dalam usaha untuk mencapainya. Yang jelas dengan kegagalan, kalau anda dapat melaluinya dengan baik, maka mental anda telah teruji dan menjadi lebih kuat. Dengan kegagalan anda akan lebih menghargai kesuksesan daripada orang yang sukses tanpa kegagalan.

Senin, 02 Maret 2015

Cerminan Kikir, Tidak Mau Mengalah Apalagi Bisa Legowo

Suatu kali ada seorang cendekiawan melontarkan suatu hipotesis, kelakuan dan sifat dasar dari sebuah bangsa dapat dilihat dari budaya lalu lintasnya. Benarkah itu? Mari kita lihat bersama sama.

Kikir. Kikir? Apa hubungannya antara kikir dan lalu lintas? Hubungannya adalah jika dilihat secara logika anda bisa lihat sendiri betapa susah orang meminta jalan, sudah memberi lampu sein bahkan memberi tangan dengan sopan tetap saja orang lain enggan memberi jalan. Belum lagi keengganan memberi jalan kepada para pejalan kaki yang hendak menyeberang jalan. Logikanya adalah jika memberi jalan saja sudah kikir dalam berlalu lintas apalagi yang namanya memberi jalan di hal yang lainnya, misalnya memudahkan urusan orang lain. Memberi jalan saja kikir apalagi memberikan sebagian uangnya untuk beramal.

Pernahkah anda berpikir, mengapa seorang pejabat terkadang susah sekali untuk mengalah, terus berusaha mempertahankan kedudukannya serta tidak mau digantikan oleh orang lain. Apalagi hubungannya ini dengan lalu lintas? Hubungannya jika dilihat secara logika adalah jika mobil anda hendak disalip oleh kendaraan yang lebih cepat saja tidak mau, apalagi pejabat yang sudah mempunyai posisi enak mau diganti, jelas juga tidak mau.

Legowo, yaa legowo. Apa pula hubungannya dengan lalu lintas bah? Lihat saja, pernahkah mobil anda disalip lalu anda merasa kesal, padahal anda sendiri yang salah, berjalan lambat namun di jalur cepat. Sudah diberi lampu isyarat, diklakson, tetap saja anda enggan untuk minggir dan memberikan jalan. Jika anda akhirnya berhasil disalip, anda malah mengumpat dan misuh misuh karena sudah tersalip. Padahal apa ruginya anda disalip? Maka jangan heran jika anda yang rakyat biasa saja tidak legowo disalip, apalagi kita mengharapkan seorang kader partai politik untuk legowo ketika dikalahkan oleh kader lainnya dalam pemilihan ketua partai politik. Jika kalah maka sang kader yang kalah akan membuat partai baru sebagi tandingan untuk partai lamanya yang dianggap telah mengecewakan dirinya.

Terakhir, janganlah ada terus menerus menyalahkan Pak dan Bu Polisi. Mereka sudah bekerja keras menata lalu lintas dibawah teriknya matahari dan siraman air hujan. Mereka manusia juga, punya keterbatasan. Anda sudah dewasa bukan, berpendidikan pula, semenjak kecil paling tidak anda pernah diajar untuk sopan santun setidaknya oleh orang tua sendiri ataupun guru anda, bahkan orang lain yang pernah menegur anda karena kelakuan anda dianggap tidak mempunyai sopan santun. Begitupula sopan santun dalam berlalu lintas. Jika anda saja dalam berlalu lintas sudah tidak sopan, apalagi dalam aplikasinya pada kehidupan nyata.



Suka Menghina, Meremehkan, Merendahkan dan Mempersulit Orang Lain


Banyak orang saat ia mendapatkan posisi jabatan yang memiliki kekuasaan untuk merubah nasib orang seketika, berubah menjadi arogan. Merasa ia memiliki kuasa penuh yang menentukan untuk nasib seseorang, maka tak jarang banyak dari mereka yang berlaku tidak pantas, suka menginjak injak harkat dan martabat orang yang dibawahnya, mengeluarkan perkataan yang membuat tersinggung orang serta mempersulit karir mereka.

Mereka lupa bahwa doa dari orang yang teraniaya itu langsung diterima oleh ALLAH SWT. Kelak ketika ia mendapatkan musibah atau ditempatkan pada posisi seperti para bawahannya dimana ia tidak bisa melawan, ia pasti akan bertanya tanya kenapa ia bisa mendapatkan hal yang demikian.
Lalu setelah ingat atas perbuatan dosa dosanya dimasa lalu, yang ada dia hanya bisa pasrah menerima semua itu dan menyesali perbuatannya.

Ketahuilah wahai para sahabat, ALLAH itu Maha Adil, dunia itu dibuatnya berputar, bisa jadi si orang bawahan yang dulunya sering dinjak-injak, dihinakan serta dijahatinya itu kelak malah menjadi atasannya. Kalu sudah terjadi seperti itu maka hidupnya tidak akan pernah tenang, selalu ketakutan karena ingat atas apa yang diperbuatnya dulu itu sungguh jahat, sehingga ia selalu ketakutan si mantan bawahan yang kini menjadi atasannya kelak akan balas dendam dan menyingkirkannya dari perusahaan tersebut untuk selamanya.

Riya Karena Menikah

Jika anda telah menikah, janganlah anda riya karenanya, apalagi terhadap sahabat sahabat anda yang belum menikah. Seringkali terdengar perkataan riya dari orang yang telah menikah seperti, "Nikah itu enak lho." atau "Rugi deh kalo nggak menikah."


Semua orang juga tahu bahwa menikah itu adalah suatu kenikmatan, karena apa yang tadinya diharamkan menjadi dihalalkan. Akan tetapi ingatlah wahai saudara saudaraku, bahwasanya menikah itu adalah salah satu bentuk ibadah. Ibadah itu bukan untuk di-riya-kan.

Pernahkah anda berpikir bahwa sahabat sahabat anda yang mendengar mungkin tersinggung hatinya, karena anda tidak tahu bahwa sahabat anda sebenarnya juga sudah sangat ingin menikah, namun ada banyak hal yang membuatnya tidak bisa menikah.

Ada yang tidak bisa menikah namun tidak mendapat persetujuan dari orangtuanya, ada yang karena masalah biaya dan berbagai macam masalah yang anda tidak ketahui. Sebaiknya jika anda telah menikah cukuplah anda mensyukurinya dan berterimakasih kepada ALLAH SWT karena anda sudah diberi jodoh dan rezeki hingga anda bisa menikah.

Orang Yang Tak Pernah Diundang

Alkisah ada seseorang yang sangat sederhana baik penampilan dan status ekonominya, dibalik kesederhanaannya orang itu adalah orang yang mulia akhlaknya. Saking sederhananya ia sering dilupakan oleh para saudara, sahabat ataupun tetangga. Ketika ada yang mengadakan acara hajatan baik itu acara pernikahan, aqiqahan, khitanan, ulang tahun, atapun selamatan ia tak pernah diundang. Diperlakukan seperti itu orang yang berakhlak mulia itu tak pernah marah, kecewa ataupun sedih, ia tetap bersikap biasa saja seolah tidak ada apa apa.


Hari berganti hari, bulan demi bulan hingga akhirnya berselang beberapa tahun, mulailah orang dapat melihat akhlak mulia dari orang yang tak pernah diundang tersebut. Saat para saudara, sahabat atapun tetangganya dalam keadaan jaya dan senang ia sering dilupakan, akan tetapi ketika ada musibah atau kemalangan yang datang menimpa para saudara, sahabat dan tetangganya itu, ia adalah orang nomor satu yang datang duluan untuk membantu mereka. Ia membantu mereka dengan tulus ikhlas, tanpa ada maksud tertentu, ketika ada tetangga yang meninggal salah satu anggota keluarganya, ia tanpa diminta langsung membantu menyiapkan segala sesuatunya yang dibutuhkan. Lalu ada saudaranya yang menderita sakit, ia datang menjenguk sambil membawa buah tangan. Suatu saat ada sahabat yang rumahnya mewah namun kebanjiran, ia dengan tulus menawarkan kepada mereka untuk tinggal di rumahnya yang sederhana untuk sementara dengan tulus ikhlas.

Namun ada saja orang yang mencemoh akhlak mulia dari orang tersebut, katanya kebaikan itu beda tipis dengan kebodohan. Tetap saja, orang yang berakhlak mulia itu tidak terpengaruh, baginya berbuat kebaikan itu adalah semata mata karena ALLAH SWT. Waktu senang orang melupakannya, waktu sedih ia datang paling duluan untuk membantu serta menghibur mereka tanpa ada dendam atas perlakuan mereka pada dirinya.

Orang yang menyamakan kebaikan dengan kebodohan, berarti ia tidak pantas untuk mendapatkan kebaikan. Hingga suatu saat ia akan mengeluh kepada Tuhan kenapa ia tidak mendapatkan kebaikan dari orang orang sekelilingnya, yaa karena itu tadi, karena anggapannya akan kebaikan yang sama dengan kebodohan.