Alkisah ada seseorang yang sangat sederhana baik penampilan dan status ekonominya, dibalik kesederhanaannya orang itu adalah orang yang mulia akhlaknya. Saking sederhananya ia sering dilupakan oleh para saudara, sahabat ataupun tetangga. Ketika ada yang mengadakan acara hajatan baik itu acara pernikahan, aqiqahan, khitanan, ulang tahun, atapun selamatan ia tak pernah diundang. Diperlakukan seperti itu orang yang berakhlak mulia itu tak pernah marah, kecewa ataupun sedih, ia tetap bersikap biasa saja seolah tidak ada apa apa.
Hari berganti hari, bulan demi bulan hingga akhirnya berselang beberapa tahun, mulailah orang dapat melihat akhlak mulia dari orang yang tak pernah diundang tersebut. Saat para saudara, sahabat atapun tetangganya dalam keadaan jaya dan senang ia sering dilupakan, akan tetapi ketika ada musibah atau kemalangan yang datang menimpa para saudara, sahabat dan tetangganya itu, ia adalah orang nomor satu yang datang duluan untuk membantu mereka. Ia membantu mereka dengan tulus ikhlas, tanpa ada maksud tertentu, ketika ada tetangga yang meninggal salah satu anggota keluarganya, ia tanpa diminta langsung membantu menyiapkan segala sesuatunya yang dibutuhkan. Lalu ada saudaranya yang menderita sakit, ia datang menjenguk sambil membawa buah tangan. Suatu saat ada sahabat yang rumahnya mewah namun kebanjiran, ia dengan tulus menawarkan kepada mereka untuk tinggal di rumahnya yang sederhana untuk sementara dengan tulus ikhlas.
Namun ada saja orang yang mencemoh akhlak mulia dari orang tersebut, katanya kebaikan itu beda tipis dengan kebodohan. Tetap saja, orang yang berakhlak mulia itu tidak terpengaruh, baginya berbuat kebaikan itu adalah semata mata karena ALLAH SWT. Waktu senang orang melupakannya, waktu sedih ia datang paling duluan untuk membantu serta menghibur mereka tanpa ada dendam atas perlakuan mereka pada dirinya.
Orang yang menyamakan kebaikan dengan kebodohan, berarti ia tidak pantas untuk mendapatkan kebaikan. Hingga suatu saat ia akan mengeluh kepada Tuhan kenapa ia tidak mendapatkan kebaikan dari orang orang sekelilingnya, yaa karena itu tadi, karena anggapannya akan kebaikan yang sama dengan kebodohan.